Thursday 6 February 2014

BAB 3

Hobi


Hobi??? aku tidak terlalu memliki banyak hobi yang bisa kugambarkan. Bahkan aku tidak bisa mengatakannya kalo ini dianggap hobi. Hobiku cuma ada satu dan satu-satunya, yaitu Tidur. Mungkin jika orang lain mendengarnya, bawah orang yang meiliki hobi tidur itu biasa saja atau tidak lain adalah seorang yang pemalas. 

Tapi aku punya alasan mengapa aku punya hobi tidur. Ada sesuatu yang berbeda dari hobi tidurku ini.

Waktu itu bel pulang sekolah berbunyi. Seperti biasa, aku tidak ingin berlama-lama berada disekolah ataupun sebagainya. Segera, aku menuju ke parkiran montor untuk segera pulang. Kuambil motorku, dan segera kunaiki. Tetapi ada yang aneh, setelah kjankan motor tersebut. Ban motoru bocor. Mau tidak mau, kodorong motor itu menuju ke tempat tambal terdekat. Dan apesnya, tempat tambal itu tutup.

Terus kudorong motorku, menuju tempat tambal yang selanjutnya. Keringat mulai bercucuran mambasahi seragamku itu. Walaupun agak sedikit jauh, akhirnya sampai juga. Sesampainya ditempat itu segera kusodorkan motorku sama tukan tambat tersebut. Yang akhirnya dilakukan proses penambalan untuk motorku itu.

Selama aku menunggu proses penambalam motor itu, kulihat ada sepasang siswa SMA yang nasibnya sama sepertiku. Mereka saling membantu untuk mendorong motor itu. Kulihat ceweknya mendorng bagian belakan motor, dan si cowoknya  mendorong dengan sambil memegangi motor itu.

Yah, jujur aku sedikit tersentuh dengan pemandangan itu. Bukan karena roamntisnya atau sebagainya, tapi karena mereka saling menutupi untuk memecahkan suatu permasalahan. 

Ketika mereka sampai ditempat tambal dimana aku sedang menunggu motorku untuk ditambal. Kulihat sang wanita menyeka keringat yang mucul dari sang cowok. Ya, mereka melakukannya dihadapanku yang seorang penyendiri ini. Mereka mulai menunjukan kemesraannya dihadapan dua orang lainnya yang ada ditempat tambal tersebut, yaitu aku dan bapak tukang tambal ban. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan, tetapi hal itu merubah sikapku yang tadinya tertarik kepada mereka manjadi rasa jijik atau sebagainya.

Tapi tidak lama aku melihat kejadian itu hingga bapak tukang tambal ban itu memberikan motorku yang sudah ditambal. Segera aku tancap gas, untuk menghindari aku melihat pemandangan menjijikan itu.

Segera setelah sampai dirumah, kulemparkan tubuhku ini diatas temat tidurku. Aku terlelap. Dalam kesendirianku waktu itu. Kulihat detik jam mulai berdentang keras. Samar-samar, mataku mulai kabur memindahkanku dari dunia yang nyata ini kedunia yang gelap. Pada saat itu aku merasa berada di dunia yang lain. Aku bermimpi...

0 comments:

Post a Comment