Saturday, 22 February 2014

Game Review : Darksider 1 & 2

Oke, kali ini gue bakal ngereview game yang agak jadul tapi masih menarik buat dimainin. Ane bilang agak jadul karena buat game darksider 1 release tahun 2010, sedangkan buat darksider 2 release tahun 2012.
Buat sistem requirement buat main nih game

Minimum System Requirements

* OS: Windows XP, Vista or Windows 7
* CPU: Intel P4 @ 3GHz or similar AMD
* RAM: 2 GB
* HDD: 10 GB free disk space
* Graphics: 512 MB Graphics Memory
* Sound Card: DirectX 9 Compatible
* DirectX: Version 9

Recommended System Requirements

* OS: Windows XP, Vista or Windows 7
* CPU: Intel Core 2 Duo 3GHz or similar AMD
* RAM: 4 GB
* HDD: 10 GB free disk space
* Graphics: 1 GB Graphics Memory
* Sound Card: DirectX 9 Compatible
* DirectX: Version 9

Supported Graphics Cards:
Minimum – GeForce GT 220 or Radeon HD 6520G
Recommended – GeForce GTS 240 or Radeon HD 3870

Game Bergenre Action-Adventure Hack & Slash yang memiliki alur cerita yang sangat sulit ditebak. Darksider sendiri merupakan game yang menceritakan tentang 4 orang Bersaudara yang disebut Horseman/Pengendara Kuda.

Hal yang membuat game ini menarik antara lain adalah:

PENOKOHAN
Karakter kental dan kuat dari tokoh-tokohnya. Sebagai contoh adalah tokoh utama dari game darksider1 yaitu War. War pada darksider 1 digambarkan sebagai sosok yang dingin, berani, dan jarang berbicara. Walaupan dia sebagai yang termuda dalam kelompoknya, tetapi pemikirannya sudah sangat dewasa. Hal ini dapat dilihat saat bumi hancur karena pertikaian antara Surga dan Neraka, War datang untuk mencari peneyebab dari masalah tersebut. Walaupun dia tahu konsekuensinya bahwa dia akan diburu dan dijadikan musuh oleh Surga & Neraka. Salah Satu kata mutiara dari War adalah :
"I choose what once a coward did not"
War Darksider 


ACTION
Hal yang menarik lainnya dari game ini, adalah action yang diberikan. Pada game ini, kamu bisa saja melakukan aksi-aksi yang bahkan tidak ada di game-game lainnya. Seperti melakukan parkour, atau gerakan-gerakan jurus yang mengagumkan.

Death, pada game darksider 2


LEVEL UP/UPGRADING
Mungkin ini juga menjadi salah satu hal yang membuat game ini menjadi menarik. Pada game ini, kita bisa melakukan level Up, dan menganti senjata dan Armor. Dengan adanya pilihan ini, tentu saja permainan pada game ini menjadi lebih bervariasi.




Maze
Ini juga yang mebuat game ini lebih seru. Tidak hanya sekedar memukul musuh, tetapi game ini juga menyuguhkan labirin labirin yang terdapat pada ruangan-ruangan di game ini. Sehingga selain membutuhkan ketangkasan kita dalam menyerang musuh, game ini juga membutuhkan pemikiran kita untuk memecahkan labirin yang ada dalam game tersebut.





Alur Cerita.
Jika membahas Alur Cerita, mungkin game ini menyuguhkan salah satu alur cerita terbaik yang pernah ada. Layakya sebuah sequel, pada game ini ceritanya selain berhubungan. Contohnya adalah sebagai berikut : Game Darksisider 2, mengisahkan tentang Death-horseman yang berencana untuk membebaskan War-Horseman, dengan membuktikan bahwa dia memang tidak bersalah. Dimana diketahui, bahwa War yang diceritakan pada game Darksider1,  bahwa dia mebunuh salah satu petinggi, demi untuk mengembalikan kesatabilan antara Surga dan Neraka. Hal ini menyebabkan War dikenakan hukuman karena melakukan pembunuhan tersebut. Cerita dari war tersebut dapat dimainkan pada Darksider1.
 



Pesan Moral
Jika kita pernah memainkan game ini, pasti kita akan menemukan banyak sekali pesan moral yang terdapat pada game ini. Game ini mengajarkan kita tentang keberanian, kesetiakawanan, rela berkorban dan masih banyak lainnya. Secara singkat, akan saya berikan quotes yang ada pada setiap tokoh utama tersebut. Berikut diantaranya :
"Words are like leaves and where they most abound, much fruit of sense beneath is rarely found." (War – Darksider)
"I choose what once a coward did not" (War – Darksider)
"My brother, War, stands falsely accused of unleashing Armageddon upon the human race.His fate concerns me. Yours.. does not." (Death – Darksider)



Thursday, 6 February 2014

BAB 3

Hobi


Hobi??? aku tidak terlalu memliki banyak hobi yang bisa kugambarkan. Bahkan aku tidak bisa mengatakannya kalo ini dianggap hobi. Hobiku cuma ada satu dan satu-satunya, yaitu Tidur. Mungkin jika orang lain mendengarnya, bawah orang yang meiliki hobi tidur itu biasa saja atau tidak lain adalah seorang yang pemalas. 

Tapi aku punya alasan mengapa aku punya hobi tidur. Ada sesuatu yang berbeda dari hobi tidurku ini.

Waktu itu bel pulang sekolah berbunyi. Seperti biasa, aku tidak ingin berlama-lama berada disekolah ataupun sebagainya. Segera, aku menuju ke parkiran montor untuk segera pulang. Kuambil motorku, dan segera kunaiki. Tetapi ada yang aneh, setelah kjankan motor tersebut. Ban motoru bocor. Mau tidak mau, kodorong motor itu menuju ke tempat tambal terdekat. Dan apesnya, tempat tambal itu tutup.

Terus kudorong motorku, menuju tempat tambal yang selanjutnya. Keringat mulai bercucuran mambasahi seragamku itu. Walaupun agak sedikit jauh, akhirnya sampai juga. Sesampainya ditempat itu segera kusodorkan motorku sama tukan tambat tersebut. Yang akhirnya dilakukan proses penambalan untuk motorku itu.

Selama aku menunggu proses penambalam motor itu, kulihat ada sepasang siswa SMA yang nasibnya sama sepertiku. Mereka saling membantu untuk mendorong motor itu. Kulihat ceweknya mendorng bagian belakan motor, dan si cowoknya  mendorong dengan sambil memegangi motor itu.

Yah, jujur aku sedikit tersentuh dengan pemandangan itu. Bukan karena roamntisnya atau sebagainya, tapi karena mereka saling menutupi untuk memecahkan suatu permasalahan. 

Ketika mereka sampai ditempat tambal dimana aku sedang menunggu motorku untuk ditambal. Kulihat sang wanita menyeka keringat yang mucul dari sang cowok. Ya, mereka melakukannya dihadapanku yang seorang penyendiri ini. Mereka mulai menunjukan kemesraannya dihadapan dua orang lainnya yang ada ditempat tambal tersebut, yaitu aku dan bapak tukang tambal ban. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan, tetapi hal itu merubah sikapku yang tadinya tertarik kepada mereka manjadi rasa jijik atau sebagainya.

Tapi tidak lama aku melihat kejadian itu hingga bapak tukang tambal ban itu memberikan motorku yang sudah ditambal. Segera aku tancap gas, untuk menghindari aku melihat pemandangan menjijikan itu.

Segera setelah sampai dirumah, kulemparkan tubuhku ini diatas temat tidurku. Aku terlelap. Dalam kesendirianku waktu itu. Kulihat detik jam mulai berdentang keras. Samar-samar, mataku mulai kabur memindahkanku dari dunia yang nyata ini kedunia yang gelap. Pada saat itu aku merasa berada di dunia yang lain. Aku bermimpi...

Sunday, 2 February 2014

Penilaian

"Manusia selalu dinilai oleh manusia lain", setidaknya begitlah kata-kata yang pernah diucapkan ayahku. Memang dalam hidup ini, tingkah laku kita selalu dilihat dan dinilai oleh orang lain. Oleh karena itu ada pepatah jawa yang mengatakan seperti ini :

 "Ajining diri soko lathi, ajining sariro soko busono"

Saya rasa, anda juga sudah mengerti tentang arti dari pepatah tersebut. Dimana seseorang bisa menilai kepribadian kita hanya dari gaya bicaranya dan cara berpakaiannya.

Dalam hal ini yang saya ingin tekankan disini bukanlah masalah pepatah diatas ataupun masalah nasihat yang diberikan ayah saya. Karena berdasarkan pengalaman hidup saya, memang kedua pesan tersebut memang benar adanya. Dimana hidup kita tak akan pernah lepas dari penilaian orang lain.

Tapi dalam konteks ini, yang ingin saya tekankan adalah, bagaimana cara kita menyikapi atas penilaian orang lain tersebut. Bukan maksud saya menyinggung orang lain, tapi saya hanya ingin menanyakan kepada anda "Mengapa anda begitu peduli terhadap penilaian tersebut?".

Dari sekian banyak, orang yang pernah saya temui, hampir 90% dari mereka melakukan sesuatu karena itulah yang dinginkan orang lain. Mereka melakukan sesuatu hanya takut dicap buruk oleh orang lain. Walaupun pada dasarnya hal itu tidak buruk, baik dari segi norma maupun agama.

Sebagai contoh adalah sebagai berikut :

Ada dua orang dengan kepribadian berbeda, yang satu bernama X dan yang satunya lagi bernama Y. X dan Y sama-sama berasal dari sekolah yang sama dan kini sama-sama menjadi mahasiswa di universitas yang sama pula. 

Pada awalnya si X dan Y merupakan sama-sama mahasiswa baru dari SMA yang sama dengan latar belakang yang sama pula. Tetapi hingga akhirnya, akhir dari perjalanan hidup mereka berbeda bahkan sangat bertentangan.

Diketahui bahwa si X merupakan anak yang selalu memperhatikan imagenya dihadapan orang lain. Dia selalu mengerjakan semua perintah yang dibicarakan orang lain. Mulai dari kegiatan, makanan, bahkan gaya hidupnya hanya didasarkan pada apa yang dikatakan orang lain. Karena sikapnya itu, si X bisa dibilang pribadi yang terbuka karena kebanyakan dari apa yang dikerjakan oleh si X juga dikerjakan oleh orang lain. Sehingga mereka bisa share satu dengan yang lainnnya. Tak heran jika si X memiliki banyak teman. 

Sedangkan si Y, dia tak begitu peduli apa yang orang lain bicarakan tentangnya. Dia hanya mengambil infromasi yang dia butuhkan saja. Dia merasa jika , dia merubah sifatnya sesuai dengan orang yang lain katakan seperti yang si X lakukan. Maka sama saja dia membunuh dari bagian dirinya yang lainnya. Dia hanya merasa bahwa sifatnya tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa disembunyikan. Si Y selalu memiliki motto bahwa "Aku tidak memaksamu menjadi temanku, aku tidak memaksamu untuk peduli padaku." Walaupun teman Y mungkin sebanyak teman X, tetapi hanya sedikit teman Y yang benar-benar dianggap teman oleh Y.

Lalu apa yang terjadi di akhir kehidupan antara X dan Y. Aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti, tetapi yang kutahu ini adalah perbedaan dari hidup yang dilalui anatara X dan Y

Si X selalu pergi bersama temannya. Dia akan sangat takut apabila harus melakukannya sendiri. Sebagian besar dalam hidupnya adalah mengandalkan temannya. Hidupnya penuh dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh teman-temannya. Dia sangat takut apabila temannya mengatakan hal-hal yang buruk tentangnya.

Sedangkan si Y, dia melakukan sesuatu karena dia memang sukai bukan karena ketentuan-ketentuan yang diterapkan oleh orang lain. Dia lebih memilih untuk melakukannya sendiri ketimbang harus mengandalkan temannya. Dia tidak begitu memedulikan apabila orang lain mengatakan hal yang burung tentangnya.

Di akhir cerita, mungkin kini si X memiliki pekerjaan karena usulan atau kenalannya di perusahaannya itu. Ya, kini dia menjadi serang karyawan di perusahaan ternama. Karyawan yang harus patuh terhadap perintah bosnya. Disiplin dengan waktu kerjanya. Dan proyek yang harus dikumpulakn tepat waktu. Bisa dibilang kini X orang yang bekerja karena aturan yang diterapkan oleh orang lain. Bahkan sifatnya sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga lebih mirip seperti robot pencetak uang.

Sedangkan si Y, bisa dibilang mungkin financialnya lebih rendah apabila dibandingkan dengan si X. Tetapi setidaknya si Y bisa hidup nyaman dan tenang dengan aturan-aturannya sendiri yang dibuatnya. Dia bisa bangun tidur sesukan yang dia mau. Mengerjakan sesuatu apa yang ingin dia kerjakan. Bahkan hidupnya lebih mirip seperti daun berwarna hijau yang mengalir diatas aliran sungai yang jernih. Ya hidupnya mengalir apa adanya. ya, Kini si Y hidup sebagai seorang pelukis yang karyanya bisa dihargai hingga milyaran rupiah.


Dari kisah diatas mungkin aku tidak bisa memberikan penilaian mana yang baik maupun yang benar. Tapi yang ingin kukatakan disini bahwa, sebenarnya kita terlalu pengecut untk menjadi diri kita sendiri. Kita terlalu memikirkan perkataan atau tuntutan yang diberikan orang lain. Sehinga secara tidak kita sadari, kita berada dalam suatu keseragaman tanpa perbedaan.

"Manusia itu lemah, mereka melakukan sesuatu karena formalitas"

Semua hal yang menyimpang adalah aneh. Mengapa??? Karena orang-orang mengatakannya seperti itu. Takut apabila hal yang kita lakukan keluar dari keseragaman.  Hingga akhirnya kita takut untuk melakukan apa yang memang benar-benar ingin kita lakukan. Bayangkan jika umurmu hanya tersisa 2 menit, apa yang  sebenarnya akan kau lakukan. Melakukan seperti yang biasa orang katakan, atau melakukan apa yang hati ingin sampaikan. Itu tergantung pada pilihanmu sendiri. 

Jadi inilah yang sebeneranya ingin kusampaikan pada kalian

"Hidup kita memang dinilai oleh orang lain. 
Tetapi, mengapa kita terlalu peduli terhadap penilaian itu "